"Sang Guru telah sadar. Beliau mengajarkan Dhamma untuk Kesadaran"
Majjhima Nikaya
Sang Buddha dapat dianggap Guru yang paling giat dan paling aktif dari semua Guru-guru Agama yang pernah hidup di dunia. Sehari penuh Beliau sibuk dengan kegiatan-kegiatan keagamaanNya, kecuali bila Beliau menyelesaikan kebutuhan-kebutuhan tubuhNya. Beliau secara metodis dan sistemis melaksanakan tugas sehari-hariNya. kehidupan batin Beliau terdiri atas meditasi saja dan meresapi Kebahagiaan Nibbana, sementara kehidupan luar beliau adalah melayani tanpa mementingkan diri sendiri untuk peningkatan moral dunia. Beliau sendiri mendapat penerangan, berusaha keras memberi penerangan pada yang lain dan membebaskan mereka dari penderitaan hidup.
Hari Beliau dibagi menjadi lima bagian, yaitu (1) Bagian sebelum pukul 12 siang, (2) Bagian sore hari, (3) Jaga Pertama, (4) Jaga Pertengahan, (5) Jaga Terakhir.
Bagian Sebelum Pukul 12 Siang
Biasanya pagi-pagi sekali Beliau memeriksa dunia dengan Mata Dewa Beliau untuk melihat siapakah yang dapat Beliau tolong. Bila seseorang membutuhkan pertolongan Dhamma Beliau, tanpa diundang Beliau datang, kerapkali berjalan kaki, kadang-kadang melalui udara menggunakan kekuatan batin Beliau, dan menyadarkan orang tersebut ke jalan yang benar. Biasanya Beliau pergi mencari orang yang jahat dan tidak suci, tetapi orang yang suci dan baik datang mencari Beliau.
Misalnya, Sang Buddha pergi atas kemauannya sendiri untuk menyadarkan perampok dan pembunuh Angulimala dan setan jahat Alavaka, tetapi Visakha uda yang saleh, jutawan yang murah hati Anathapindika dan cendekiawan Sariputta serta Moggallana datang pada Beliau untuk memperoleh bimbingan Dhamma.
Walaupun menyumbangkan jasa Dhamma seperti itu pada siapa saja yang memerlukan, bila Beliau tidak diundang makan oleh seorang penyokong di tempat tertentu, Beliau, kepada siapa raja-raja memberikan penghormatan mereka, akan pergi menerima dan melewati lorong-lorong dan jalan-jalan, dengan mangkok di tangan sendiri maupun dengan murid-muridNya. Berdiri dengan diam di pintu setiap rumah, tanpa mengucapkan apapun, Beliau mengumpulkan makanan apapun yang diberikan serta diletakkan di mangkok dan kembali ke Vihara. Bahkan dalam usia 80 tahun, ketika Beliau sudah tua dengan kesehatan yang biasa saja, Beliau berjalan terus berkeliling menerima dana di Vesali.
Sebelum jam 12 siang Beliau menyelesaikan makan Beliau, segera setelah makan siang Beliau menyampaikan Khotbah untuk umat, menahbiskan mereka dalam Tiga Perlindungan dan Lima Peraturan dan bila seseorang maju dalam Dhamma, Dia tunjukkan jalan ke arah kesucian. Kadang-kadang Beliau memberikan Penahbisan pada mereka jika mereka meminta ijin masuk dalam Sangha dan kemudian beristirahat dalam kamar Beliau.
Bagian Sore Hari
Setelah makan siang Beliau duduk di Vihara dan para Bhikkhu berkumpul untuk mendengarkan penjelasan Beliau yang terperinci mengenai Dhamma. Beberapa mendekati Beliau untuk menerima obyek-obyek meditasi yang sesuai dengan tabiat mereka; yang lain memeberikan hormat mereka pada Beliau dan bermeditasi dalam kamar mereka untuk menghabiskan waktu sore hari.
Setelah berkotbah atau memberi nasihat pada murid-murid, Beliau sendiri mengundurkan diri ke Kamar Pribadi Beliau yang Harum untuk beristirahat. Bila beliau sangat menginginkan, Beliau berbaring dengan sisi kanan Beliau dan tidur sejenak dengan oenuh kesadaran. Pada waktu bangun, Beliau mencapai keadaan Sempurna Penuh Kasih Sayang (Maha Karuna Samapatti), dan memeriksa dunia, dengan Mata Dewa Beliau, khususnya para bhikkhu yang bermeditasi dalam kesunyian dan murid-murid lain agar dapat memberi nasihat Dhamma yang dibutuhkan. Bila orang yang membuat kesalahan dan membutuhkan nasehat, kebetulan berada di tempat yang jauh, Beliau pergi ke sana dengan kekuatan batin, menegur mereka lalu beristirahat dalam Kamar Beliau.
Menjelang malam para umat berkumpul untuk mendengarkan Dhamma. Dengan melihat kecendrungan pembawaan dan sifat-sifat mereka melalui Mata Buddha. Beliau berkotbah pada mereka hamapir satu jam. Tiap pendengar, walaupun berbeda pembawaanya, berpikir bahwa kotbah Sang Buddha tertutama ditunjukkan pada dia. Demikianlah cara Buddha menerangkan Dhamma. Biasanya Sang Buddha menyadarkan orang lain dengan menjelaskan ajaran-ajaran Beliau dengan gambaran-gambaran dan perumpamaan-perumpamaan yang sederhana, karenanya Beliau lebih menggugah akal daripada perasaan hati.
Untuk orang banyak Sang Buddha pertama kali berbicara tentang kemurahan hati (Dana), tata tertib (Sila), dan kebahagiaan yang sangat menyenangkan. Untuk yang lebih maju Beliau berbicara mengenai kejahatan dari kesenangan materi dan berkah dari pelepasan. Untuk yang telah maju Beliau menerangkan Empat Kebenaran Mulia.
Dalam peristiwa yang luar biasa seperti dalam kasus Angulimala dan Khema Sang Buddha terpaksa menggunakan kekuatan atin Beliau yang mengakibatkan suatu perubahan pikiran dari pendengar-pendengar Beliau.
Ajaran-ajaran Sang Buddha yang agung menarik bagi masyarakat maupun kaum terpelajar. Sebuah puisi Buddhis berbunyi :
"Memberi kegembiraan untuk orang bijaksana, mencerdaskan yang kepandainya cukup saja, dan menghilangkan kegelapan yang bodoh, Ajaran ini untuk semua orang."
Baik orang kaya maupun miskin, berkedudukan tinggi maupun rendah, meninggalkan kepercayaan lama mereka dan memeluk Berita Perdamaian baru, Sasana yang baru brdiri dengan lima orang pertapa sebagai intinya, segera berkembang menjadi jutaan dan menyebar dengan damai ke seluruh India Tengah."
Jaga Pertama
Waktu malam hari yang berlangsung dari jam jam 6 sampai jam 10 malam, semata-mata disediakan untuk para Bhikkhu. Selama waktu ini para Bhikkhu bebas berbicara dengan Sang Buddha dan memecahkan keragu-raguan mereka, bertanya pada beliau mengenai hal-hal yang sulit dalam Dhamma, mendapatkan obyek-obyek meditasi yang sesuai, dan mendengarkan Ajaran.
Jaga Pertengahan
Waktu ini berlangsung dari jam 10 malam sampai jam 2 pagi. Makhluk-makhluk surga seperti para Dewa dan Brahma, yang tidak dapat dilihat dengan mata fisik, mendekati Sang Buddha bertanya pada Beliau tentang Dhamma. Satu bagian yang sering kali diulang dalam Sutta-Sutta adalah "Adapun ketika malam menjelang pagiseorang Dewa tertentu yang semarak tanpa ada bandingnya datang pada Sang Buddha, dengan hormat menghormati Beliau dan berdiri di satu sisi. Beberapa Khotbah dan jawaban-jawaban diberikan atas pertanyaan-pertanyaan mereka tercantum dalam Samyutta Nikaya.
Jaga Terakhir
Jam-jam yang pendek pada pagi-pagi hari, dari jam 2 sampai jam 6 pagi dibagi menjadi 4 bagian.
Bagian pertama dihabiskan dengan melangkah bolak-balik (cankamana). Ini bermanfaat sebagai suatu latihan jasmani yang ringan bagi Beliau. Pada bagian kedua, yaitu dari jam 3 sampai jam 4 pagi. Beliau dengan sadar tidur dengan sisi kanan Beliau. Pada bagian ketiga, yaitu dari jam 4 sampai jam 5 pagi, Beliau mencapai keadaaan Arahat dan mengalami Kebahagiaan Nibbana. Selama 1 jam penuh dari jam 5 sampai jam 6 pagi, Beliau mencapai keadaan Sempurna Penuh Kasih Sayang dan memancarkan pikiran kasih sayang terhadap semua makhluk dan melembutkan hati mereka. Pada saat ini Beliau melihat seluruh dunia dengan Mata Buddha Beliau untuk melihat apakah beliau dapat membantu seseorang. Orang yang bijaksana dan orang-orang yang membutuhkan pertolongan beliau, menghadap Beliau dengan bersemangat walaupun mereka mungkin tinggal di temapt yang jauh terpencil. Karena kasihan pada mereka, Beliau pergi atas kemaunNya sendiri dan memberikan pertolongan Dhamma yang diperlukan.
Sehari penuh, waktu beliau digunakan untuk tugas-tugas keagamaaNya. Tidak seperti makhluk hidup yang lain, Beliau tidur hanya 1 jam pada waktu malam hari. Dua jam penuh pada waktu pagi hari dan fajar beliau meliputi seluruh dunia dengan pikiran cinta kasih tanpa batas dan membawa Kebahagiaan untuk jutaan orang. Berdasarkan ilustrasi di atas sesungguhnya menjadi renungan bagi kita semua umat Buddhis untuk selalu disiplin, tanpa keluhan, dan senangtiasa berbuat untuk orang lain.
Semoga artikel ini bermanfaat untuk sahabat semua. Sadhu sadhu sadhu
0 komentar:
Post a Comment