Klik Like !
×

Monday 20 July 2015

Renungan Oleh Bhikkhu Uttamo

PETIKAN KATA-KATA RENUNGAN BHIKKHU UTTAMO 


(1)
Keempat harta, yakni keyakinan, kemoralan, kedermawanan dan kebijaksanaan, adalah seperti sumur. Ketika Anda bagikan, airnya tetap sama tapi orang yang kehausan menjadi terbebas dari rasa haus. Jangan hanya menjadi sumber air dalam diri Anda, bagikanlah kepada temah Anda, lingkungan Anda, serta keluarga Anda sehingga kita menjadi sumur kebajikan yang tidak pernah habis.

(2)
Banyak orang mempunyai keyakinan agama yang kuat tetapi perilakunya buruk.

(3)
Pengendalian ucapan tidak berbohong; pengendalian badan/perbuatan, tidak berzinah dan juga tidak mabuk-mabukan akan mengantar kita hidup bahagia di dunia dan juga bahagia setelah kehidupan ini.

(4)
Balaslah jasa ayah dan ibu Saudara sebanyak dan semampu yang bisa Saudara berikan, minimal Saudara tidak rewel, tidak nakal dan tidak menyusahkan orangtua.

(5)
Ketahuilah bahwa badan kita ini mulai dari rambut sampai ujung kaki itu sebetulnya bukan milik kita, tetapi milik orangtua. Tidak ada manusia yang dapat menciptakan bagian tubuhnya sendiri.

(6)
Penganiayaan dan pembunuhan merupakan dua hal yang saling berdekatan. Pembunuhan yang tidak sukses disebut penganiayaan. Sebaliknya, penganiayaan yang sukses disebut pembunuhan.

(7)
Kamma yang harusnya dirasakan oleh seseorang dapat diubah dengan cara mengubah perilakunya menjadi lebih baik dari hari ke hari.

(8)
Hasil kamma yang dialami seseorang tidak akan dapat dipindahkan maupun dialihkan kepada fihak lain.

(9)
Kebenaran tidak akan berubah hanya karena seseorang mempercayai ataupun tidak mempercayainya.

(10)
Selama seseorang melakukan suatu perbuatan dengan niat baik, maka orang itu tetap menanam kamma baik.

(11)
Seseorang memilih suatu agama tertentu adalah berdasarkan kecocokan.

(12)
Orang yang telah mencapai kesucian tidak akan mengumumkan dirinya sebagai orang yang telah suci kepada masyarakat umum.

(13)
Apabila seseorang sering mengembangkan kebajikan, maka hidupnya akan selalu bertambah bahagia. Walaupun ia harus merasakan penderitaan, ia tidak akan terlalu menderita.

(14)
Salah satu tujuan pelaksanaan Buddha Dhamma adalah untuk menjadi orang baik yang bijaksana.

(15)
Hubungan orangtua dengan anak yang harmonis maupun yang kurang harmonis tentulah ada penyebabnya pula. Salah satu penyebab terjadinya hubungan itu adalah ikatan kamma.

(16)
Para umat Buddha hendaknya mampu dengan bijaksana memisahkan antara Buddha Dhamma yang diuraikan dengan perilaku pribadi Dhammaduta.

(17)
Seseorang yang berbuat kebajikan dalam kehidupannya yang sedang menderita akan mengkondisikan dirinya mendapat kebahagiaan dalam kehidupan ini maupun kehidupannya yang akan datang.

(18)
Sebagai murid Sang Buddha, hendaknya kita mampu membangkitkan dan selalu menjaga agar semangat selalu ada dalam diri kita.

(19)
Segelas air diberi satu sendok garam, maka air itu akan terasa sangat asin. Bila jumlah air itu ditambah menjadi satu guci, maka garam sesendok yang berada di dalamnya tidak lagi menimbulkan rasa asin. Contoh ‘air’ di sini adalah sebagai lambang kebajikan, sedangkan ‘garam’ melambangkan keburukan.

(20)
Bukan karena makanan atau minuman seseorang dapat disebut sebagai orang baik, melainkan harus dilihat dari perilakunya.

(21)
Umat hendaknya setahap demi setahap membersihkan perilaku hidupnya dari ketamakan, kebencian serta kegelapan batin.

(22)
Apabila seseorang mampu mengatasi pikirannya sendiri, maka ia akan dapat mengendalikan keinginannya dan bisa membebaskan diri dari jeratan perasaan suka dan duka.

(23)
Hendaknya kita ingat baik-baik bahwa badan ini adalah pinjaman dari orangtua. Kita mempunyai kewajiban untuk membalas jasa orangtua, karena sesungguhnya yang paling berjasa di dalam kehidupan kita adalah ayah dan ibu.

(24)
Sesungguhnya Ajaran Sang Buddha bukan hanya sekedar upacara sembahyang saja, atau bahan diskusi, bahkan bukan pula merupakan suatu pengetahuan umum, tetapi lebih dari itu. Ajaran Sang Buddha membutuhkan pelaksanaan di dalam kehidupan kita sehari-hari.

(25)
Sebaiknya kita tidak hanya ingat mereka yang telah berjasa saja. Tetapi kita juga harus menajdi orang yang baik dengan cara berusaha berbuat baik kepada siapa saja.

(26)
Di dunia ini, kita hanya mempunyai satu ayah dan satu ibu kandung. Kalau mereka meninggal, tidak ada yang bisa menggantikannya. Kalaupun ada, mereka bukanlah ayah dan ibu kandung yang memiliki badan Saudara.

(27)
Umat Buddha yang sesungguhnya adalah umat yang telah melaksanakan Buddha Dhamma dalam kehidupannya sehari-hari, paling tidak, dengan meniru sikap serta perilaku Sang Buddha Gotatama sebagai Guru Agungnya.

(28)
Sebagai manusia yang bisa berpikir, tentu kita harus merenungkan dahulu setiap langkah dan ucapan kita.

(29)
Kadang-kadang kita merasa bahwa kita tidak kepingin belajar, ‘Saya sudah cukup”. Padahal, kalau kita mendengar, tentu kita akan mendapatkan banyak manfaat.

(30)
Ajaran Sang Buddha memberikan kebahagiaan di dalam batin, sedangkan dalam ilmu pengetahuan Saudara hanya memperoleh kebahagiaan yang bersifat badaniah.

(31)
Ilmu pengetahuan tidak bisa memberikan ketenangan batin. Ilmu pengetahuan tidak bisa memberikan kebahagiaan sejati. Ilmu pengetahuan hanya memberikan kebahagiaan semu / membantu kebahagiaan saja.

0 komentar:

Post a Comment

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com